11, 12, 13 L ohh.. Sains camp? Oh..Shit..! saya gagal mengikuti lomba itu. Sebenarnya bukan masalah bagi saya. Tapi yang membuat masalah adalah dimana .........
Begini ceritanya,--- beberapa hari sebelum ke pare. 8 anak di panggil oleh mr. M and Mrs. B di ruang ICT. Mr. M bilang bahwa 8anak ini akan di bina untuk persiapan lomba sains camp di surabaya. Dan ketentuan lombanya adalah Harus memakai laptop berdaya min 4 jam. Di usahakan para peserta memiliki masing-masing. Dan Mr. M bilang kalau setiap anak harus memegang 2 laptop. 1 dari sekolah 1 milik masing-masing. Nah, pada saat itu si A bertanya: “apakah itu lombanya sudah pasti?” dan si D menjawab: “yo iyolah”. Akhirnya ke8 anak itu mengisi formulir pendaftaran. Mereka harus memotong liburannya di pare demi bimbingan tersebut. Si A binggung apa yang harus ia lakukan. Padahal ayahnya sedang sakit dan dia harus punya laptop secepatnya. Dia terus berfikir, dia gak mungkin ngomong sama ibunya. Dia tau kalau biaya obat ayahnya di rs internasional itu nggak murah. Apalagi penyakit ayahnya lumayan sulit di sembuhkan. Di tenggah malam dia terbangun dari tidur, dia tidak tau apa yang harus ia lakukan. Dan akhirnya dia putuskan untuk ngomong ke sang ibunda. : “bu, aku mau ikut lomba. Tapi di lomba itu harus pake 2 laptop. 1 dari sekolah, 1 punya sendiri. Gimana bu?” sang ibu di seberang sana yang lagi duduk di samping ayahnya yang sakit langsung bilang: “iya, beli aja” _ooh.. betapa si A ingin mengeluarkan air mata saat sang ibu berkata demikian. Begitu sayangnyakah sang ibu kepada si A? “anak apa aku ini? Aku gak ngerti apa orang tua kesusahan. Aku malah menambah susahnya. Ya Allah L apakah aku durhaka? Aku tau biaya kamar sehari di sana. Di kelas VIP = rp.700.000,-/hari belum lagi biaya perawat, dokter dan lain-lain. Masya Allah... Ya Robbi.. maafkan hambamu ini. Ini demi sekolahan.”
Tak lama kemudian, si A mendapat laptop warna biru kesukaanya. Dan dia pun gembira, meski di hatinya tersimpan perasaan sedih itu. 5 hari berlalu.. dia mengikuti bimbingan-bimbingan di sekolah dengan serius. Meski dia pusing..
Dan hari itu dia mendengar kabar bahwa dia belum tentu di brangkatkan ke surabaya. Dia pun bingung, bagaimana ia harus bilang ke orang tuanya tadi? Bagaimana?? Kenapa dulu ada yang bilang *”yo iyolah pasti” saat si A bertanya tentang kepastian lomba?hah? orang macam apa?? Gak mikir apa. Si A udah minta mati-matian... si A bingung,.. dia gak tega bilang ke orangtuanya. Yang telah rela membelikan laptop untuknya meskipun saat itu juga orang tuanya harus mengeluarkan uang lebih dari 20jutapada saat waktu atau jarak yang dekat? Apa itu mudah? Si A mikir, kalau cari uang itu susah. Dia ngerti.. gak seharusnya dia minta laptop di saat itu. Dia ngerti.. ngerti.. dan di saat seperti itu? Apa yang harus ia perbuat?
Dan ternyata dia harus melalui test penyisihan. Dan karena sebelumnya dia tidak tau kalau ada test. Akhirnya dia nggak belajar, karena dia sangat cape. Finally, test telah usai dan mr. M memanggil si A dan D menghadapnya. Kasihan si A, dia menahan senyum, menahan tangis pas mr.M mengumumkan siapa yang akan maju mewakili sekolah. Sangatlah malang... L dia gak berani pulang kerumah. Pas dirumah, saat ibunya bahas ke berangkatanya ke surabaya. Dia hanya bisa diam dan tak berkomentar. Dia gak bisa ngomong. Dia takut. Dia bingung.
*coba anda menjadi si A? Apa yang anda lakukan hah? Hanya orang yang punya hati yang bisa merasakan kepedihan si A?!
No comments:
Post a Comment