Friday, November 6, 2015

Malaikat tanpa sayap

Happy saturday..
Pagi ini diawali dengan bangun yang kesiangan. Baca slide. Mandi.
Ya seperti biasa, saya masih belum bisa mengubah jadwal mandi. Kalo katanya sih mandi yg baik itu sebelum matahari terbit. Really? I dont know, saya belum mencari banyak referensi tentang itu. Well, pagi ini akan ada paket, dari Bunda. Iya itulah yang selalu tertulis di kerdus coklat yang selalu kuambil dari jalan pulau kawe. Perut yang kosong bersemangat sekali untuk mengambilnya, kenapa demikian? Karena kemarin ibuk telah menelepon, akan mengirimkan ikan jambal dan sambel. Mantaps. Sambel bikinan ibuk memang tak ada duanya. Hehe
Sesampai di depan restu mulya, ternyata ZONK. "Bisnya belum datang mbak". Okaylah. Tetap sabar Alvi. Ntap. Motor ini melaju ke arah kos, tapi mampir dulu di depan sanjos, udah beberapa hari ini ngiler sama gudeg yg jualnya pake mobil tua. So classic guys.
Okay...
Jam 11 ada sms masuk, alhamdulillah ini bukan sms dari mas mbak operator yg sering phpin orang. WKWK. "Paketnya sudah datang. Mohon untuk segera diambil"
Dengan ogah ogahan akhirnya kugaspol motor ini dengan kecepatan standart dibawah terik matahari yang tampaknya bersemangat untuk mengosongkan kulitku. Okay, sabar. Hidup butuh perjuangan. Gak apa sekarang panas panasan, kalo besok kita akan nyaman. Betul nggak?
Paket diterima. Paket dibuka.
Entah apa yang harus aku katakan atas apa yang kulihat. MasyaAllah, nikmatmu begitu berlimpah hingga aku tak bisa berkata kata. Terima kasih ya Allah telah melahirkanku dari rahim seorang bidadari. Sosok yang perhatian dibalik kesibukannya mengurus rumah tangga dan bekerja di kantor, sosok yang keibuan meskipun tak selalu lembut, sosok yang tegar dan selalu mengajarkanku untuk menjadi wanita yang selalu menghormati lelaki. Air mata ini tak kuasa menetes, pantaskah aku terlena oleh dunia bila ibuku bekerja membanting tulang untuk mendapatkannya, pantaskah aku berfoya foya jika hatinya selalu mengharapkan kado terindah dari anak bontotnya, pantaskah aku malas belajar dan mengores luka di hatinya.
A little things but meaningful. Thanks mom. Happy to be your 'bontot' daughter. Doa selalu terpanjat untukmu agar engkau tetap sehat selalu dari pulau seberang, pulau keberhasilan anak bontotmu. Amin
Udah ya meweknyaaaaaaa.
Pokoknya. Happy saturday. Gak sabar bikin 2 bibir tersenyum :)

No comments:

Post a Comment

Friday, November 6, 2015

Malaikat tanpa sayap

Happy saturday..
Pagi ini diawali dengan bangun yang kesiangan. Baca slide. Mandi.
Ya seperti biasa, saya masih belum bisa mengubah jadwal mandi. Kalo katanya sih mandi yg baik itu sebelum matahari terbit. Really? I dont know, saya belum mencari banyak referensi tentang itu. Well, pagi ini akan ada paket, dari Bunda. Iya itulah yang selalu tertulis di kerdus coklat yang selalu kuambil dari jalan pulau kawe. Perut yang kosong bersemangat sekali untuk mengambilnya, kenapa demikian? Karena kemarin ibuk telah menelepon, akan mengirimkan ikan jambal dan sambel. Mantaps. Sambel bikinan ibuk memang tak ada duanya. Hehe
Sesampai di depan restu mulya, ternyata ZONK. "Bisnya belum datang mbak". Okaylah. Tetap sabar Alvi. Ntap. Motor ini melaju ke arah kos, tapi mampir dulu di depan sanjos, udah beberapa hari ini ngiler sama gudeg yg jualnya pake mobil tua. So classic guys.
Okay...
Jam 11 ada sms masuk, alhamdulillah ini bukan sms dari mas mbak operator yg sering phpin orang. WKWK. "Paketnya sudah datang. Mohon untuk segera diambil"
Dengan ogah ogahan akhirnya kugaspol motor ini dengan kecepatan standart dibawah terik matahari yang tampaknya bersemangat untuk mengosongkan kulitku. Okay, sabar. Hidup butuh perjuangan. Gak apa sekarang panas panasan, kalo besok kita akan nyaman. Betul nggak?
Paket diterima. Paket dibuka.
Entah apa yang harus aku katakan atas apa yang kulihat. MasyaAllah, nikmatmu begitu berlimpah hingga aku tak bisa berkata kata. Terima kasih ya Allah telah melahirkanku dari rahim seorang bidadari. Sosok yang perhatian dibalik kesibukannya mengurus rumah tangga dan bekerja di kantor, sosok yang keibuan meskipun tak selalu lembut, sosok yang tegar dan selalu mengajarkanku untuk menjadi wanita yang selalu menghormati lelaki. Air mata ini tak kuasa menetes, pantaskah aku terlena oleh dunia bila ibuku bekerja membanting tulang untuk mendapatkannya, pantaskah aku berfoya foya jika hatinya selalu mengharapkan kado terindah dari anak bontotnya, pantaskah aku malas belajar dan mengores luka di hatinya.
A little things but meaningful. Thanks mom. Happy to be your 'bontot' daughter. Doa selalu terpanjat untukmu agar engkau tetap sehat selalu dari pulau seberang, pulau keberhasilan anak bontotmu. Amin
Udah ya meweknyaaaaaaa.
Pokoknya. Happy saturday. Gak sabar bikin 2 bibir tersenyum :)

No comments:

Post a Comment