Monday, May 18, 2015

Apakah tujuanmu sudah benar tuan?

Sebuah pertanyaan tak penting yang terlintas begitu saja. Sudah benarkah tujuanmu? Menurut saya tujuan merupakan niat yang ingin dilakukan, baik itu sudah maupun belum. Niat adalah keinginan sesuatu dan bertekad hati ingin mendapatkannya. Seperti tujuanmu membantu seorang nenek yang duduk di trotoar dekat lampu lalu lintas. Apa tujuanmu yang sebenarnya? Ingin dilihat orang? Ingin dipuji? Bila itu yang kamu mau, rugilah kamu menakukannya nak. Karena hakikatnya niat itu seperti surat, salah tulis alamat maka salah pula tempat tujuannya. Lalu apa yang harus kamu lakukan? Lakukanlah sewajarnya, tanamkanlah niat pada dirimu bahwa kamu ingin bersyukur dan melaksanakan kewajibanmu untuk menyalurkan rezeki orang lain, ingatlah bahwa rezeki kita bukan milik kita namun di setiap rezeki kita terdapat hak orang lain.
Seperti yang kita tau, sekarang sedang jamannya untuk selfie, mendaki gunung dan meng-uploadnya di sosial media. Tak ada salah dengan kebiasaan yang sedang ngehits tersebut, toh itu baik-baik saja. Seperti sebuah kalimat yang saya kutip :
"Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrasi dan slogan, seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal akan objek-objeknya, mencintai tanah air Indonesia dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dengan dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat kerena itulah kami naik gunung (Soe Hok Gie)"
Tapi bagaimana bila niat kita lain? Ya kembali lagi ke cerita tentang "niat membantu nenek tersebut.

“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapat keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.” –Hadits—

Yaaaa... saya sih gak setuju-setuju saja dengan hal tersebut. Tapi... Kembali lagi ke niatnya. 
ok selamat mendaki. Selamat mensyukuri ciptaanNya :)

No comments:

Post a Comment

Monday, May 18, 2015

Apakah tujuanmu sudah benar tuan?

Sebuah pertanyaan tak penting yang terlintas begitu saja. Sudah benarkah tujuanmu? Menurut saya tujuan merupakan niat yang ingin dilakukan, baik itu sudah maupun belum. Niat adalah keinginan sesuatu dan bertekad hati ingin mendapatkannya. Seperti tujuanmu membantu seorang nenek yang duduk di trotoar dekat lampu lalu lintas. Apa tujuanmu yang sebenarnya? Ingin dilihat orang? Ingin dipuji? Bila itu yang kamu mau, rugilah kamu menakukannya nak. Karena hakikatnya niat itu seperti surat, salah tulis alamat maka salah pula tempat tujuannya. Lalu apa yang harus kamu lakukan? Lakukanlah sewajarnya, tanamkanlah niat pada dirimu bahwa kamu ingin bersyukur dan melaksanakan kewajibanmu untuk menyalurkan rezeki orang lain, ingatlah bahwa rezeki kita bukan milik kita namun di setiap rezeki kita terdapat hak orang lain.
Seperti yang kita tau, sekarang sedang jamannya untuk selfie, mendaki gunung dan meng-uploadnya di sosial media. Tak ada salah dengan kebiasaan yang sedang ngehits tersebut, toh itu baik-baik saja. Seperti sebuah kalimat yang saya kutip :
"Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrasi dan slogan, seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal akan objek-objeknya, mencintai tanah air Indonesia dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dengan dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat kerena itulah kami naik gunung (Soe Hok Gie)"
Tapi bagaimana bila niat kita lain? Ya kembali lagi ke cerita tentang "niat membantu nenek tersebut.

“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapat keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.” –Hadits—

Yaaaa... saya sih gak setuju-setuju saja dengan hal tersebut. Tapi... Kembali lagi ke niatnya. 
ok selamat mendaki. Selamat mensyukuri ciptaanNya :)

No comments:

Post a Comment